Kamis, 26 Oktober 2017

Recreational Fishing


Sport Fishing atau Mancing Rekreasi

Sejalan dengan harapan dan impian para pemancing di seluruh dunia, memancing di belahan dunia manapun tidak mengharapkan jumlah ikan yang ditangkap untuk dikonsumsi, sebagaian besar pemancing diseluruh dunia hanya menangkap ikan sesuai target yang mereka harapkan dan program cath and release (melepas kembali) diberlakukan di beberapa negara yang sudah menghadapi kemiskinan populasi ikan.

Untuk itu diperlukan regulasi dalam membangun koalisi untuk konservasi sumber daya perairan dengan menciptakan peluang ekonomi bagi nelayan berpenghasilan rendah dan masyarakat yang bergantung pada pariwisata di negara-negara kurang berkembang termasuk Indonesia.

Mengapa Mancing Rekreasi ?

Mancing rekreasi memiliki potensi yang sangat signifikan untuk merangsang pembangunan dan pertumbuhan ekonomi dengan meminimalisasi dampak berkurangnya  stok ikan dan sumber daya alam lainnya. Perkiraan yang dituliskan oleh (Mora dan lain-lain pada tahun 2009) Mancing Rekreasi berada pada 75 persen zona ekonomi eksklusif dunia, perkiraan jumlah pemancing di seluruh dunia bervariasi antara 220 juta sampai 700 juta pemancing (FAO 2012, Bank Dunia 2012).

Bank Dunia (2012) memperkirakan hal tersebut berhasil meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) sampai $ 70 miliar pertahun, yang menghabiskan biaya perjalanan >$ 190 miliar pertahun. Pada tahun 2009 di AS mancing rekreasi kontribusi untuk ekonomi negara menghasilkan $ 50 miliar sebagai biaya perjalanan memancing rekreasi. Dan dampak nilai panen ikan yang dilakukan oleh para pemancing rekreasi (diperkirakan 60 persen ikan yang ditangkap dilepaskan kembali) dengan total tangkapan ~ 100.000 ton ($ 624 per lb). Dibandingkan dengan penangkapan ikan secara komersial yang hanya menghabiskan biaya perjalanan $ 116 miliar pertahun yang berkontribusi $ 48 miliar untuk ekonomi negara, dengan tangkapan ikan sebanyak 4 juta ton ($21 per lb) sumber (NOOAA 2011).    

Pemancing asing mengunjungi Kosta Rika pada tahun 2008 menghasilkan 2,13 persen dari PDB negara tersebut, $ 279 juta (dibandingkan dengan $ 16,6 juta dari penangkapan ikan komersial), dan menyerap sampai 63.000 pekerjaan.
Lima puluh tahun yang lalu, Cabo San Lucas, Meksiko adalah Desa miskin didukung oleh pengalengan tuna tunggal. Sekarang, Cabo San Lucas menampung 350.000 pemancing rekreasi asing setiap tahun, yang memberikan nilai ekonomi  > $ 1.800 masing-masing (Σ = $ 630juta).

Pendapatan nasional  dari pariwisata memancing  menyumbang $ 652 juta ke PDB, menyerap lebih dari 24.000 pekerjaan, dan $ 245 juta dalam pendapatan pajak (Southwick dan lainnya 2010).  $ 9,4 juta investasi (50 persen dari pajak cukai pemancing) penciptaan mancing rekreasi di Danau Cedar Creek , Kentucky menghasilkan sumber daya alam dengan NPV saat ini sebesar $ 40,6 juta (ROI 488 persen). Di Panama, nelayan rekreasi menghabiskan total biaya perjalanan $ 97 juta per tahun, menghasilkan nilai tambah $ 170 juta dalam bisnis-ke-bisnis penjualan di Panama dan $ 3.1 juta dalam pendapatan pajak baru yang  menyumbangkan $ 48,4 juta untuk PDB ($ 562 per kunjungan pemancing) dan mendukung 9.500 orang pekerja di Panama (Southwick dan lain-lain 2013).

Selain itu, partisipasi dalam pembuatan mancing rekreasi salah satu konstituen sosial dan politik terkuat untuk pendidikan lingkungan dan konservasi sumber daya air (Kearny 1999). Konservasi adalah bawaan dalam memancing rekreasi, sebagai pemancing rekreasi memiliki kepentingan dalam melestarikan perairan sumber daya alam yang mereka andalkan. Pemancing rekreasi bekerja secara proaktif untuk melestarikan lingkungan dan meningkatkan kerjasama Asosiasi pemancing rekreasi dengan pemuda setempat, bersenang-senang tanpa komputer dan meningkatkan kesadaran akan konservasi.

Salah satu sumberdaya yang berhasil dikembangkan untuk mancing rekreasi adalah fresh water (danau, sungai, rawa, Kolam), dan dengan langsung mendukung legislasi lingkungan dan pembiayaan pengelolaan perikanan. Kegiatan menangkap dan melepaskan ikan dengan Catch and Realease (melepaskan kembali) yang  saat itu sedang naik daun (Cooke dan Cowx 2004). Setelah kondisi ikan trout di Danau Diamond wilayah Oregon populasinya menurun dan menghadapi spesies non-asli, Komunitas olahraga memancing kemudian melobi beberapa stakholder untuk pembiayaan restorasi danau sebesar $ 6,2 juta (sekarang komunitas olahraga memancing  yang mengunjungi danau 8.5 kali lebih banyak daripada tahun sebelum restorasi crash, ROI> 300 persen). Tidak hanya kualitas ikan terkait dengan kemampuan ekosistem lokal untuk menghasilkan ikan, tapi memancing adalah pengalaman holistik yang menggabungkan alam dan yang telah dihasilkan sendiri genre dan sastra artistik. Seperti H.D. Thoreau pernah mencatat:
"Banyak pria memancing sepanjang hidup mereka tanpa mengetahui bahwa itu bukan ikan mereka".

Hanya 50 juta (~ 10 persen) dari apa yang biasa kita pikirkan Perahu rekreasi berbasis di luar dari OECD (Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi) . Potensi untuk melakukan ekstrapolasi ekonomi dan konservasi manfaat memancing untuk rekreasi di negara berkembang cukup besar, Kunci Sukses di negara manapun, besarnya pengganda ekonomi yang diterjemahkan dalam dolar yang dikeluarkan oleh pariwisata mancing masuk Pembangunan ekonomi lokal tergantung pada tingkat bisnis lokal yang dapat memasok barang  kebutuhan pemancing yang relevan dan pelayananan kepada mereka.
 Di AS rata-rata pengganda dolar yang dihabiskan untuk memancing  meningkatkan pertumbuhan PDB adalah ~2.6. Pengganda di negara berkembang (LDC) berkisar antara 0,9 sampai 1,9, meninggalkan ruang yang signifikan untuk perbaikan perahu dan konstruksi motor dan / atau perbaikan; umpan dan mengatasi pasokan dan perawatan; konstruksi dan melayani marina, dok dan bangunan; kendaraan, bahan bakar dan transportasi infrastruktur; maskapai penerbangan dan bandara jasa; restoran dan penginapan; cendera mata dan barang antik; dan membantu di meningkatkan ekonomi lokal. Peluang yang diciptakan oleh olahraga memancing Selain itu, rekreasi memancing menambah aktivitas campuran tempat liburan menarik wisatawan dan keluarga dengan banyak minat kegiatan. Usaha penangkapan ikan perorangan berhasil atas dasar kualitas sumber daya ikan, kualitas pengalaman tambahan alam, aksesibilitas(termasuk visa dan logistik informasi), keamanan, kenyamanan dan pemasaran terarah yang cocok tempat untuk kebutuhan berbagai jenis mancing rekreasi. Rencana bisnis yang baik sangat penting  yang sama pentingnya adalah pekerjaan yang stabil pengaturan dan hubungan dengan masyarakat setempat yang berbagi akses ke terestrial dan sumber air yang menjadi andalannya. Usaha memancing olahraga akhirnya tergantung Judul atau leasing jangka panjang pengaturan untuk pondok-pondok penginapan, akses wilayah pesisir  untuk dermaga dan kuota atau   metode lainnya untuk pembagian stok ikan sangat dibutuhkan. Contoh sukses negosiasi antara olahraga mancing dan penangkapan ikan komersial dapat ditemukan di Panama, Kosta Rika, Guatemala, Nikaragua, dan Kuba. Misalnya, Sport Guatemala Asosiasi Perikanan dan Klub Nautico de Guatemala bekerja sama dengan nelayan komersial di daerah untuk membangun serangkaian terumbu karang buatan (rumpon) untuk menciptakan daratan perikanan untuk pendapatan daerah dan keamanan pangan sambil mengurangi tekanan penangkapan billfish (marlin, layaran, ikan todak).  yang menarik untuk wisatawan olahraga memancing Di Cayo Largo,  pulau di lepas pantai selatan Kuba, nelayan setempat memilih untuk mengalokasikan seluruh perikanan darat untuk mancing rekreasi, dan telah merancang perencanaan tata ruang dan tindakan penegakan hukum yang dirancang untuk memastikan kesehatan jangka panjang perikanan dan bisnis lokal yang bergantung padanya. Untuk menangkap manfaat konservasi rekreasi memancing, kepemilikan lokal dan partisipasi sangat penting. Seringkali mereka yang mengambil alih olahraga memancing di masa muda dan saksi mereka pertama-tama bagaimana perubahan dengan kerusakan lingkungan perikanan yang menjadi pendukung terbesar untuk kebijakan dan penatagunaan. Secara global, meningkatkan masyarakat kelas menengah berpendidikan yang lebih baik mulai dan semakin sadar akan konsekuensi ekologi yang tidak terkendali terhadap pengembangan ekonomi, dan para pelaku olah raga memancing, klub pemancing, komunitas pemancing dan kelompok lingkungan berada digaris depan dalam program ini.

Habitat yang kritis sangat perlu untuk di perbaiki,  itu semua adalah inti dari pengembangan usaha mancing rekreasi, tanpa perikanan yang sehat, dukungan masyarakat setempat, pemerintah, dan pelaku usaha, mancing rekreasi akan gagal. Sebelum melakukan program atau investasi mancing rekreasi diperlukan kesesuaian lokasi atau tempat habitat ikan yang akan dikembangkan, bagaimana habitatnya, apakah spesies ikan yang berada di suatu lokasi cocok untuk mancing rekreasi, dan ikan yang ditangkap apakah masih memungkinkan untuk dilepaskan kembali (cath and realease)

• Adakah ancaman yang akan terjadi pada habitat yang akan membahayakan kesehatan jangka panjang perikanan?
• Apakah ada kontrol yang tepat pada pengembangan / habitat conver- untuk memastikan terciptanya Mancing rekreasi tidak akan berakibat dalam kerusakan habitat?
• Memiliki habitat dan area memancing yang telah dipetakan secara memadai memungkinkan evaluasi potensi perikanan, pemantauan kapasitas perikanan, dan evaluasi kesehatan perikanan?
• Adakah kegiatan lain (misalnya, jet ski)  yang telah diidentifikasi dan dipetakan bagaimana mancing rekreasi dan kegiatan rekreasi lainya mungkin akan menjadi konflik?
• Sampai sejauh mana peningkatan mancing rekreasi menciptakan tekanan pada sumber daya lainnya (misalnya, panen ikan untuk konsumsi, dampak lingkungan dari infrastruktur,serta tekanan budaya)?
• Apakah ada platform untuk dialog antara pemerintah daerah dan masyarakat untuk bekerja menghadapi masalah konservasi? Habitat pantai dekat pantai Paling mudah diakses orang juga Paling terancam oleh aktivitas itu menyebabkan hilangnya habitat dan degradasi. Daerah pesisir juga paling cocok untuknya mancing cath and realease skala lokal yang menarik pemancing rekreasi / ekowisata. Perikanan ini mungkin lebih cocok untuk pembangunan industri rumahan bukan skala besar (resor).
Fly-fishing dan pemancing spesialis lainnya menghabiskan banyak lebih banyak dari wisatawan lain dan sehingga menciptakan dampak ekonomi yang lebih tinggi dengan dampak lingkungan yang lebih rendah. Sebagian besar spesies ikan kecil rentang rumah yang memungkinkan untuk spesifik delineasi kawasan konservasi, gerakan yang diketahui dan dapat diprediksi / migrasi yang memungkinkan spatiotemporal tindakan konservasi atau kombinasi. Dengan melindungi habitatnya dibutuhkan oleh berbagai tahap kehidupan Ikan sport, habitat juga penting untuk spesies lain (yang mungkin juga penting secara ekonomi) juga terlindung. Meski belum tentu kecil dalam skala spasial, konservasi daerah yang sesuai untuk perikanan pesisir yang terbatas dan bisa diatasi dengan tindakan konservasi yang wajar,dibandingkan dengan perikanan laut terbuka. Area ini umumnya lebih mudah menilai / memantau / mengevaluasi / mengakses sama sekali tingkat:
• Penilaian proyek
• Hak pengguna
• Pemantauan dan evaluasi
• Perlindungan habitat
• Relevansi pengetahuan lokal
• Peraturan konservasi khusus
• Penegakan.
Intervening untuk Kaum Miskin Untuk membuat pekerjaan memancing rekreasi untuk pengentasan kemiskinan dan konservasi, sebuah analisis global harus diuraikan serangkaian kasus sukses dan kegagalan studi untuk menggambarkan kejadian  lingkungan bagi pembuat kebijakan dan pengembangan pedoman perencanaan bisnis untuk sektor swasta, yang mengarah ke identifikasi lokasi percontohan di mana investor bisa menterjemahkan Pengetahuan yang didapat bahwa menjadikan lokasi memancing rekreasi sebagai investasi yang menguntungkan.  Konsultasi organisasi  olahraga mancing FORMASI, atau organisasi nelayan untuk mengidentifikasi dan sebagai pertimbangan untuk mengimplemantasikan kegitan pariwisata mancing dilokasi percontihan yang terpilih:
• Sponsor internasional dan lokal untuk kegiatan turnamen olahraga memancing
• Melaksanakan pengembangan usaha UKM untuk menyediakan materi dan layanan
• Operasi Fish-out untuk disimulasikan minat lokal
• Fasilitas kredit
• Program penjangkauan kaum muda, khususnya untuk mendorong konservasi
• Negosiasikan penawaran penerbangan + diskon tiket
• Studi pasar dan periklanan kampanye
• Jaminan ekspedisi / asuransi perjalanan / panduan dan sertifikasi tempat
• Negosiasikan pengaturan akses dengan komunitas nelayan setempat
• Sederhanakan dan profesionalisasi proses perizinan (pendapatan, pengumpulan data)
• Mengatur peer review dari pondok-pondok
• Kunjungan lintas lokasi Pelatihan menangkap dan melepaskan teknik memancing dan konservasi metode / tujuan
• Program profesional untuk panduan, manajer pondok, dan lainnya
• Buat perlengkapan lebih tersedia (sewa, pemeliharaan)
• Pemrograman untuk media lokal
• Mengembangkan pemantauan dasar dan sistem evaluasi ekonomi dan dampak konservasi

Dari berbagai sumber

Irwan Riduan SP.

Selasa, 10 Oktober 2017

Bekerja Untuk Merah Putih

Bekerja Untuk Merah Putih

Bertempat Di Hotel Sheraton Media, Jakarta, Tanggal, 4 Oktober 2017. Berlangsung  kegiatan Forum Gruop  Discussion (FGD)  dengan tema “ Pengenalan Olahraga Bahari bagi Generasi Muda mendukung Pariwisata Nasional”  yang di hadiri oleh  enam Pengurus Besar dan Pengurus Pusat Cabang Olahraga yaitu  PB. PORLASI, PB. PODSI, PB. POSSI, PB.    JETSKI, PSOI, PP. FORMASI   Kemenko Bidang Kemaritiman, Kementerian Pemuda dan Olahraga, Kementerian Pariwisata, Praktisi Olah Olah Raga,

Sambutan Kosmas Harefa, Asisten Deputi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari. Kementrian Koordinator Bidang Maritim, sekaligus membuka acara FGD, “ ada keengganan  saya, sebagaimana  diketahui bahwa olah raga itu, banyak dimensinya, seperti, global, prestasi, pembinaan,  dan rekreasi, berkaitan dengan hal tersebut kita semua bekerja untuk merah putih, oleh karena itu kami lebih fokus, kalau dari kemenko maritim dalam melihat Event-Event olah raga bahari sebagi daya tarik untuk mendukung pariwisata nasional” Jelasnya saat membuka acara FGD.


“ Justru kami sebenarnya berharap bahwa dengan adanya Kemenko Maritim ini, ini bisa menjadi vitamin baru bagi  Kementrian Olah Raga (Kemenpora), maupun Kementrian Pariwisata (Kemepar) ini adalah tugas kita bersama, apalagi Presiden Jokowi  mencanangkan konsep besar, bahwa Indonesia Menjadi  Poros Maritim Dunia. Kita ketahui Dimana 70% wilayah Republik Indonesia adalah Lautan, ironisnya prestasi dan aktivitas olahraga bahari Indonesia, masih jauah dari apa yang kita harapkan. Seiring dengan dukungan kita untuk menunjang kepariwistaan nasional salah satunya adalah wisata bahari. oleh karena itu kita apain lautan kita dalam kainnya dengan keberadaan fasilitas wisata olahraga bahari, bagaimana kita menyikapinya, apa yang akan kita lakukan kedepan, sebagai bahan rekomendasi untuk kita angkat ke badan yang lebih tinggi. Dengan menggiring hasil FGD ini untuk ada rapat koordinasi tingkat menteri, terkait kegiatan olahraga bahari, mungkin kedepannya bisa kita lakukan”ungkapnya.

 
 


Asisten Deputi (Asdep)  Budaya, Seni, dan Olahraga Bahari, Mengajak Pengurus Besar dan Pengurus Pusat Cabang Olahraga Bahari,” untuk memberikan masukan, berupa  program- program yang sudah ada namun kurang simultan yang perlu kita hidupkan kembali, bahkan bisa kita laksanakan dalam rangka mendukung konsep besar Presiden Jokowi, yang selam ini lebih fokus pada olahraga yang didarat.Ssementara olahraga dilaut belum maksimal di kembangkan, terlebih 70% wilayah kita adalah lautan atau bahari, sesuai impian saya , kedepan ingin menjadikan perairan kita sebagai “Plaza Bahari”  bagi penikmat  bahari dunia”. Jelasnya
Sedangkan Bambang Laksono, Deputi Didang Pembudayaan Olahrag Kementrian Olahraga, memaparkan tugas pokok dan tanggung jawab bidang yang dipimpinnya, “Sesuatu yaang besar, mengemas kegiatan yang kita bisa jual untuk  negara kita, tugas pokok  Deputi Pengembangan dan Budaya Olahraga, adalah  bagaimana kita membudayakan masyarakat untuk berolahraga, sesuai dengan undang undang olahraga no 3 tahun 2005 , ada olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi. Olahraga rekreasi sebagai dasar dari semua olah raga” Paparnya
Bambang Laksono Juga menjelaskan bahwa “selama ini Olah raga bahari belum begitu maksimal di kembangkan oleh Kemenpora, namun sudah pernah dilaksanakan,  dan terjadi pasang surut, dengan adanya kemitraan dengan Kemenko Maritim tentunya meringankan beban tugas kami, yang sangat berat dalam membudayakan olahraga. Dan siap mendiskusikan ruang olahraga bahari, untuk meningkatkan pariwisata bahari”.Jelasnya semangat
Kemitraan antara kementrian untuk meningkatkan Event atau kegiatan yang menunjang olahraga pariwisata, Kempora  sudah pernah melaksanakan festival pemuda dan olahraga bahari , sudah juga melaksanakan festival internasional dibidang kepemudaan dan olahraga bahari yang pertama di Bali dan terakhir di  Namdang Vietnam. “ untuk meningkatkan potensi daerah dibidang olahraga skala internsional, sudah ada Event nasional dn internasionalnya, namun belum terprogram berkelanjutan dan terekspos, untuk tahun 2018 mari kita create menjadi Event berkelanjutan dan mengirimkan atlet-etlet yang nantinya akan mendukung olahraga prestasi kita, kalau kita sendiri sendiri mungkin kita akan kecil, namun kalau bersama-sama kita pasti akan besar, kita satukan semua cabang olahraga bahari untuk menunjang program pemerintah”. Tambahnya.
Dalam paparannya Prof  Mulyana, Prof. Ketua Percepatan Pengembangan Olahraga dan Rekreasi Kementerian Pariwisata juga menjelaskan tugas pokok dan visi serta misinya.   Ti, dibentuk oleh Kementrian Olahraga, dengan fungsi adalah, menyusun rencana, fasilitasi, mengadvokasi, dan yang paling penting adalah mendampingi.  Sesuai target pemerintah sampai tahun 2019,  dengan mendatangkan 20 juta wisman datang ke Indonesia,  dengan amaengakat 10 destinasi wisata selain Bali, dan 3 the best destinasi.
Tugas pokok tim percepatan. Melakukan optimalisasi penyelenggaraan International Sport Event di daerah wisata di 10 destinasi wisata utama Indonesia sebagai International Sport Tourism Destination. Mengoptimalkan event sebagai wahana untuk mempromosikan wilayah destinasi. Meningkatkan kunjungan wisman. Integrasi International Sport Event dengan pengembangan pariwisata Indonesia melalui Sport Tourism
Ia juga menjelaskan bagaimana memeliharan Event Sport Tourism sebagai investasi, didalamnya ada Nature Tourism sebagai salah satu bagian pariwisata alam yang bisa dikembangkan  MARINE TOURISM (35%), ECO TOURISM (45%) ,ADVENTURE TOURISM (20%)
“yang dimaksud dengan Sport Tourism itu adalah “bagaimana bisa meningkatkan income generating melalui event besar yang cukup menjanjikan, karena disamping minyak kita juga harus bicara tentang income (pendapatan), dan pariwisata adalah kegitan yang tidak terlalu banyak mengelola alam Indonesia menjadi sesuatu yang menguntngkan, memang butuh waktu, butuh proses, dan yang  paling penting adalah butuh dana. Contohnya Danau Toba atau tempat lain, bukan optimalisasi Danau Toba sebagai lokasi destinasi yang sangat bagus untuk meningkatkan kedatangan wisman, namun yang paling penting adalah bagaimana mendesain sebuah Event yang baik dan berkelanjutan di Danau Toba” Paparnya lugas
“Mengagendakan event secara rutin atau berkelanjutan , yang awalnya masih dibantu oleh Kementrian Pariwisata, kemudian bisa dilepas pendanaannya kepada Daerah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.  Itu semua harus ada implementasinya bukan hanya konsep, siapa yang akan melaksanakannya. Jangan ada kegiatan atau Event  bahari bagus, besar,  namun kadang ada-kadang tidak, ini yang harus dievaluasi, kegiatan harus berkelanjutan dan semunya harus terlibat karena semua  untuk Merah Putih. Pariwisata itu hanya memfasilitasi, mendorong, mensuport, merekomendasi namun tidak memberi dana”. Tambahnya
“Event Asean Games, masing masing organisasi mempunyai Event untuk mendukung Asean Game, seperti ada Event-event yang puncaknya padaa Asean Games di bulan Agustus 2018. Apa yang bisa dikerjakan, Event itu bisa milik daerah, milik lembaga atau organisasi olahraga, dan Kementrian Pariwisat membantu bagaimana mempromosikan  kegiatan tersebut.
Sebagai masukan bagaimana kita bergerak kedepan bapak Iwan, Pengurus Besar Olahraga Layar Indonesia ( PB PORLASI ) menjelaskan “terkait dengan program Kemenpora bahwa PORLASI Sudah ada Agenda, dan sdh banyak atlit yang berprestasi dari Sailing Camp, dan persiapan Asian Games, sedngkan berkaitan dengan Sport Tourism, sudah tiga kali melaksanakan kegiatan Beach Games, di bali , diikuti peserta dari 22 negara dengan 150 pendukung dengan  long of stay (tinggal)  selama 10 hari, bulan mei 2018 ada event di Jakarta untuk mendukung sport tourism, diperkirakan 400 US/hari. Win Surfing dari usia 15 s/d 19 thn sebagai pendukung pengenalan olaharaga maritime terhadap pemuda” Jelasnya
 Terkait sailing (layar) oleh Pak Gita, Pengurus Besar PORLASI,Olahraga rekreasi cenderung menurun, dengan memperhatikan revolusi mental, mungkin dalam waktu dekat ada kapal layar baru, tallship  (tiang tinggi) sebagai sarana pedidikan mental karakter pm,uda sudah dilaksanakan, dan menyarankan, perlu  memperhatikan  kondisi  dalam melakukan event kemaritiman, termasuk musim (cuaca), kendala mobilisasi peralatan ketempat spot yang diinginkan beserta pembiayaan yang diperlukan” tambahnya
Pak Amir, Pengurus Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) “ sudah ada kegiatan Internasional fotografer bawah air dan lomba free dive di Sabang, tapi PB POSSI tidak tahu, POSSI selama ini selalu mengikuti kegiatan Festival Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari (FIPOB)”. Jelasnya.
Sebagian daerah-daerah manja tidak berinisiatif untuk berkoordinasi, dan Kemenko Maritim, dan Kemenpora diharapkan mengambil peran aktif, dalam hal ini POSSI bukan hanya olahraga prestasi tetapi lebih  kepada rekreasinya” tambahnya.
POSSI juga sempat merintis Danau Toba sebagai venue utk lomba renang keliling Danau Toba, memang banyak tantangan untuk memajukan wisata bahari, termasuk di Danau Toba ada kendala dikarenakan keramba, ada suatu konsekwensi untuk kegiatan yang berkelanjutan, untuk menghadapi Asian Games sudah harus berbenah dengan produk-produk yang akan disuguhkan, termasuk pameran, dan menyarankan Kemenpora dan Kemenko Maritim agar mengundang PengurusCabang Olahraga dengan serius.
Pak Sudrajat seorang praktisi  olahraga. “sangat ppresiasi untuk melakukan program yang sistemik, dan sistematis, dalam rangka mengedukasi menyadarkan generasi muda terhadap olahraga maritim atau olah raga bahari, dia mencontohkan Perdebatan dua tokoh besar yang   mengatakan, pembangunan yang keberlanjutan itu dijustifikasi dua hal yang pertama, pertumbuhan ekonomi, dan negara bebas dari  hutang. Sementara itu tokoh yang lain menjawab, bahwa yang menjadi tolak ukur pembangunan yang berkelanjutan adalah ketersedian sumberdaya manusia sebagai pelaku pembangunan”. Ungkapnya
Gagasan kemenko Maritim untuk mensosialisasi dan mengedukasi dan memahamkan olahraga bahari kepada generasi muda adalah salah satu gagasan untuk mendukung pembangunan berkelanjutan, “sayangnya ini dilakukan pada periode ke tiga pemerintahan Joko Widodo, dan sepertinya menjadi  extra ordinary  atau percepatan pembangunan, namun ada hidden spirit dari Kemenko Maritim untuk menjadikan Indonesia sebagai Epcentrum Olahraga Bahari Dunia”imbuhnya.
Pak Hifmi dari  Pengurus Besar Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI)  mengatakan “Sport Tourism ini di inisiasi segera oleh pemerintah misalnya didaerah-daerah melalui  Dinas Pariwisata Daerah, kerjasama dengan KONI, dan Pengurus Besar atau Pengurus Pusat Olahraga  masing masing, sehingga bisa terkoordinir dan langsung tepat guna” Ucapnya.
Perdebatan tentang KONI, FORMI, kita kesampingkan dulu , karena induk cabang olahraga itu didalam Sistem Keolahragaan Nasional(SKN)  itu sudah bisa langsung memberi suport, karena ada legal standingnya disitu, KONI bukan Kom Satu Satunya,  kalau olahraga bahari mau membentuk komite olahraga bahari masih bisa dimungkinkan, karena sudah ada keputusan Mahkamah Konstitusi, itu yang diatur dalam undang undan Sistem Keolahragaan Nasional,  begitu juga Formi ada olahraga rekreasi disitu namun tidak ada satupun peraturan pemerintah disitu. Sedangkan KOI sudah mendapat kewenangan sesuai dengan IOC. Jadi kita sekarang betul betul sebagi induk cabang olahraga yang harus disuport oleh pemerintah, jadi sudah sangat tepat mengajak atau menggunakan induk-induk cabang olahraga, kedepannya kalau kita ingin membuat kegiatan silahkan kita berkumpul” Katanya bersemangat.
ESTU dari (PSOI)Surfing Indonesia terus berkembang dengan mengikuti event2 International, Asian Beach Games di Bali, diketahui bahwa sirkuit surfing di Indonesia sudah berkelas,  dan Tahun 2018 sudah ada 10 qualifikasi/spot surfing, dan event surfing  di Indonesia.
FORMI Pak Adi Memberikan apresiasi kepada Kemenko Maritim dengan melakukan pertemuan, ada event dua tahunan, di Kalsel dengan 30 cabor, tempat berhimpun organisasi yang sifatnya tradisional, pembukaan dengan perahu klotok disungai martapura, 20 -24 Oktober 2017 Festival Olahraga Rekreasi, sinergitas dan integritas harus tetap terjaga.
Pak Santoni dari Kemenpar menjelaskan Ketika olahraga dikembangkan ada yang perlu diperhatikan.  Kareana Olahraga Rekreasi belum ada payung hukum,  dan Perlu digali pengembangan Sport Tourism.
Irwan Riduan, Pengurus Pusat Federasi Olahraga Mancing Seluruh Indonesia  (FORMASI) menjelaskan “sudah ada kegiatan rutin olahraga mancing, FORMASI sudah melaksanakan Event mancing Big Game Fishing Tournament “Piala Presiden” dan sudah melaksanakan kegiatan sampai yang ke 11 (sebelas) kali,  di Ujung Kulon dan Pelabuhan Ratu, Event Bill Fish Tournament “Kasal Cup” sudah melaksanakan sampai 7 (tujuh)  kali dan yang pertama di laksanakan di Manado dan yang terakhir di Tanjung Lesung Banten. serta Event Light Tackle Fishing Tournament “Piala Ketua Umum FORMASI” di Kepulauan seribu.
FORMASI juga sudah membantu, mansuport, mengendors, kegitan turnamen mancing didaerah-daerah seluruh Indonesia,  antara lain Formasi Mackeral Turnamen  di Teluk Jakarta, Berkah Resort Fishing Tournament III – Binuangeun, Mancing bersama Profesional Fishing Club Tournament, Turnamen Mancing di Berau – Berau Kaltim, The 1st Fishing Tournamenrt – Teluk Jakarta, Semarak Musi Fishing Tournament – Palembang, The 1st Moluccas Fishing Tournament – Ambon, Pesona Kupang Fishing Tournament – Kupang NTT, Lomba Mancing Pasiran Piala Sri Sultan Hamengku Buwono X – DIY, Profesional Fishing Tournament Binuangeun, Makassar Sport Fishing Tournament – Makassar, Turnamen Mancing Light Tackle – Teluk Jakarta, 2nd Molusca Fishing Tournament – Ambon, Pessel Nasional Fishing Tournament – Painan Sumatra Barat, Deli Island Sportfishing Tournament – Binuangeun, Lomba Mancing International Semarak Musi III 2007 – Palembang., Pessel Nasional Fishing Tournament 2007, Turnamen Mancing Pesona Sumba Timur 2007, Fishyforum Tournament (support) – Binuangeun, IFT 3 Tournament (support)- Binuangeun, Pessel Nasional Fishing Tournament 2008, Semarak Musi  VI 2012  – Palembang , Sumsel , Belitung Timur Fishing Tournament I s/d II – Manggar, Belitung Timur , Selat Sunda Fishing Tournament I s/d II – Anyer, Banten (Festival Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari - FIPOB Turnamen Mancing International Takabonerate ” 2009  I s/d IV – Sulsel.

Kemenko Maritim melalui  Asisten Deputi Budaya, Seni dan Olahraga Bahari. Di Dalam FGD ini   “seharusnya  Sepakat akan membuat regulasi yang formal, kita perlu menyepakati  tentang induk organisasi, yaitu apa membuat apa”. Cabang-cabang olah raga sudah mempunyai konsep, daerah-daerah mana saja untuk tahun 2018 yang punya potensi untuk bisa diselenggarakan  Event-event Nasional atau Internasional, kemudian disampaikan ke pada kami Kemenko Maritim” tegasnya
“ kita akan mengundang  pemerintah daerah, informasi dari rekan-rekan Pengurus Cabang Olahraga inilah yang akan  kita sampaikan dan menggelitik kepala daerah, artinya informasi dan potensi  yang  sudah dilaksanakan, informasi ini akan kami sampaikan kepada kepala daerah untuk bisa mengadakan Event, sehingga  setiap bulan bisa ada Event dimasing-masing cabang olahraga, dan tersebar di Nusantara, itu yang diharapkan menjadi sebuah rekomendasi besar pengembangan olahraga bahari dari 3 aspek. kita bekerja Untuk “Merah Putih” dan menjadikan Indonesia sebagai “poros maritim dunia”/Irwan Riduan SP

Senin, 02 Oktober 2017

Jumat, 29 September 2017

Anak Laut

Anak Laut


Mungkin ini julukan yang selalu aku ingat, bagaimana tidak setiap berkumpul bersama teman-teman, disekolah, dimadrasah, atau sedang bermain, sebutan untuk “anak laut” selalu terdengar, memang kadang jadi geli sendiri, nama sudah ada malah julukan yang lebih tenar.



hari itu hari minggu, seperti biasa aku menuju musholla untuk membantu mancari amal jariah, usia ku masih kelas 3 Sekolah Dasar Pejagalan 011 pagi, saat itu teman teman seusia ku memang waktunya untuk bermain, namun kesempatan dan kepedulian untuk membantu orang tua yang notebenenya sebagai ketua pengurus mushola pada saat itu.

"wan ini kotak amalnya, mau jalan kemana loe ?" itu yang sering disebut oleh pak Encung, salah satu ustadz yang mengkoordinir anak-anak untuk meminta bantuan dana untuk pembangunan mushola di pinggir empang Teluk Gong.
"ya paling ke sawah pak, atau ke pasar" kata ku. Sawah adalah nama tempat yang memang masih banyak sawah di sekitar RW 12 dan 13, sekarang tidak satu petak sawahpun di lokasi tersebut, malah sudah ada hotel dan apartemen Teluk Intan yang berdiri megah di persimpangan dua sungai, yang dahulu kami sebut "Kali Cagak" yang memang bentuknya seperti dua cagak kayu atau ketapel.

Biasanya kami berempat membawa dua kotak amal jariah, aku bersama Aep, anak pak Encung, dan satunya Endang bersama Heri. Saat mencari amal jariah jam 07.00 pagi dan berkeliling dari Rw 12 sampai RW 13 tidaklah terlalu lama hanya 1 sampai 2 jam berkeliling dan kembali lagi ke musholla sekitar jam 09.00 pagi.
setelah kembali dan menghitung isi kotak amal jariah yang selalu di kunci sebelum kami berangkat. uang yang didapatkan pun bervariasi mulai dari Rp 1000 rupiah sampai Rp 2000 rupiah, karena isi dalam kotak amal jariah terdiri dari uang Rp 5, Rp, 10, Rp, 50, dan Rp 100. namun kadang bisa mendapatkan uang Rp 500 rupiah dan itu pun jarang sekali aku dapatkan. 

Setiap berkeliling kami berdua akan mendapatkan upah sekitar Rp 100 sampai Rp 150 rupiah tergantung jumlah yang didapat. uang inilah yang akan aku jadikan modal untuk membeli senar dan pancing (mata kail) di jalan Raya Teluk Gong di toko yang pemiliknya yang biasa di panggil Mpek Ingus.

Toko Mpek Ingus satu satunya toko yang menjual peralatan pancing dan makanan ayam atau burung, di toko inilah kadang aku lihat reel atau “gulungan otomatis” sebutan kami saat itu, sedangkan ank seusia ku selalu mancing dengan alat seadanya, senar merk Damil atau Golden Fish biasanya yang kami pergunakan, dan digulung menggunakan kaleng bekas susu kental manis, atau kaleng bekas cat.
Dengan peralatan tersebut, setiap minggu aku selalu pergi ke laut TPI Muara Angke, saat itu TPI muara angke tidaklah seperti sekarang ini, dari jembatan patung perahu kita akan melihat langsung kapal-kapal ikan +3 atau diatau 3GT, berjejer rapi.

 Disekitar kali banyak orang atau anak-anak yang memancing, namun aku selalu pergi memancing di Batrean atau dam penahan gelombang, batrean lampu hijau adalah spot yang paling aku suka, dengan modal senar atau line dan di beri timah bulat atau kerucut serta rigging satu atau dua kumis adalah andalan untuk memancing dipinggiran beton.

Dengan umpan  rebon atau udang yang aku beli di TPI, lengkap sudah peralatan dan umpan untuk memancing di batrean. Jangan tanya sekarang, dahulu air di sekitaran Muara Angke sangalah bagus dan jernih, dengan suara deburan ombak atau alun yang menabrak beton pemecah gelombang, aku selalu merasakan kedamaian, bahkan ketika umpan aku sambar ikan, kegembiraan semakin menjadi, ikan tanda-tanda atau tompel ukuran 4 sampai 5 jari orang dewasa yang sering menyambar umpan udang kupas atau rebon adalah moment yang sulit untuk dilupakan, namun yang tersulit saat mendapatkan ikan, ombak menghantam badan, alhasil pakaian basah kuyup dan tidak jarang sampai tercebur ke laut.
Perolehan ikan akan aku sindik (memasukkan senar melalui insang ke mulut ikan) yang kadang sampai lebih dari 30 ekor.

Mungkin inilah julukan yang diberikan teman-teman masa kecil ku di Teluk Gong, saat pulang ke rumah, dan saat bertemu dengan teman teman ku selalu memanggil, “anak laut, dapet ikan apa”? ucap mereka,  bahkan orang tua yang memang sudah familier dengan ku selalu memanggil “anak laut”  mungkin karena tidak ada teman-teman seumuran ku yang berani pergi jauh dari Teluk Gong ke Muara Angke seorang diri hanya untuk memancing ikan di Laut Teluk Jakarta saat itu.

Jumat, 22 September 2017

Terkuaknya Spot Terpendam di Muara Blacan


Untuk pemancing yang sudah malang melintang dalam kegiatan mancing, khususnya Baramundi selalu mencari lokasi-lokasi yang belum terkuak, terutama potensi alam yang sangat banyak di sepanjang pantai utara Jawa, Salah satu Lokasi yang saat ini sudah sering terdengar adalah Spot Muara Blacan, Pantai Harapan Jaya, Kecamatan Muara Gembong Bekasi, Jawa Barat

Saat saya mengunjungi Lokasi yang masih terjaga, dengan hamparan pohon bakau dan aliran air pasang surut terus bergerak sepanjang tahun yang dijelaskan oleh tukang perahu dan pemandu mancing disana, sangat jelas terlihat kondisi air yang memungkinkan ikan-ikan berkembang biak diantara sela-sela akar pohon Bakau yang tersebar luas di jernihnya air laut dan air payau bertemu.

Salah satu komunitas mancing yang mengajak  saya untuk mengunjungi lokasi yang sangat cantik buat para pemancing Baramundi ini adalah Lates Calcariver Fishing Community, satu komunitas mancing yang ternyata sudah mempunyai ijin untuk melakukan usaha pemancingan disana, sangat kaget juga saya mendengar dan melihat surat ijin usaha yang dikeluarkan oleh kepala desa setempat, inilah contoh  yang harus dilakukan oleh para penghobi mancing maupun komunitas mancing di seluruh Indonesia.

Adalah Bang Kadar, salah satu warga yang mengelola usaha pancing Lates Calcariver Fishing Community di Muara Blacan, Bang Kadar juga dengan senang hati mengantar para pemancing dengan tujuan “Ranggon” atau Bagan di Muara yang sudah di buat rumpon untuk tempat bermain dan berkembang biak ikan Baramundi atau “Kakap Putih”  
Dengan program pembuatan rumpon dan ranggon di  Muara Blacan, mulai terkuaklah potensi alam untuk usaha mancing masyarakat setempat, namun dengan kaidah yang benar dan berkelanjutan, dan dukungan dari para pemancing dari berbagai komunitas mancing. Kegiatan yang tidak kalah penting dalam mengembangkan potensi alam Muara Blacan, Lates Calcariver Fishing Comunity juga melakukan bakti sosial untuk anak yatim dan orang tua (jompo) yang perlu disantuni sebagai ungkapan rasa terima kasih dan dukungan kegiatan mancing di Muara Blacan yang semakin hari semakin berkembang.

Bakti Sosial yang dilakukan antara lain adalah pembagian 80 paket sembako untuk masyarakat setempat dan uang  tunai untuk 77  Janda dan Anak yatim, Pengajian Mushola setempat, Penjaga Tambak, dan Tukang Perahu di sana, Lates Calciver Fishing Community, juga akan terus menjaga lokasi Muara Blacan dari serbuan tangan tangan jahil yang tidak bertanggung jawab dengan melakukan penangkapan ikan menggunakan alat yang dilarang oleh pemerintah, seperti Stroom, Racun dan Bom Ikan.

Tindakan preventif yang sudah dijalankan untuk mengurangi penangkapan ikan dengan alat tangkap ilegal, adalah dengan memberikan penyuluhan serta mengajak masyarakat setempat ikut aktif melakukan usaha mancing dengan membuat rumpon, maupun mengajak mereka menjadi Pemandu Mancing Baramundi, menyediakan umpan, dan Pelayanan atau service pemancing yang menyewa Ranggon dan Perahu.


Usaha wisata Mancing maupun usaha bahari yang lain akan terus berkelanjutan ketikan para pemancing, masyarakat etempat, nelayan, dan aparat pemerintahan bisa melakukan sinergi yang solid untuk mengembangkan usaha dan hobby di Muara Blacan yang mulai terkuak. MM/Irwan Riduan 







Forum Discusion Pariwisata Mancing

Forum Dicussion Group (FGD)  Pariwisata Mancing

Forum Diskusi Percepatan Pembangunan , KKP, KemenPar, Kemenpora, Praktisi Mancing Dan Federasi OLah Raga Mancing Seluruh Indonesia (Formasi).
Bulan September 2017, Bertempat di Hotel Mercure Hayam Muruk, Jakarta, Kementrian Pariwisata melaksanakan Forum Droup Discussion (FGD), yang dihadiri oleh,Sekertaris Kabinet, Kemenko Maritim, Kemetrian Kelautan dan Perikanan (KKP), Kementrian Olah Raga, Mancing Mania, Gabungan Pengusaha Wisata Bahari (Gahawisri), dan Federasi Olah Raga Mancing Seluruh Indonesia (FORMASI).

Kegiatan Forum Diskusi tentang pariwisata mancing ini juga dihadiri oleh, pemerintah daerah, TNI Angkatan Laut dan Lembaga Swadaya Masyarakat, membahas tentang pariwisata mancing di  Indonesia untuk menjawab permintaan masyarakat Internasional penghobi mancing yang akan datang ke Indonesia, kedatangan wisatawan mancing yang sangat banyak ini telah diinformasikan oleh Kementrian Luar Negeri, informasi  Kementrian Luar Negeri tentang banyaknya jumlah wisatawan yang ingin masuk atau datang ke Indonesia disampaikan ketua Percepatan Pembangunan Indonesia, Bapak Indroyono, yang mengatakan “topik kita menjelang kedatangan wisatawan mancing ke Indonesia adalah, bagaimana kesiapan Indonesia menerima mereka, lokasi atau destinasi, berapa besaran biaya yang dikeluarkan, regulasi atau kelembagaan yang sudah berafialiasi dengan Internasional, dan bagaimana mekanismenya” katanya dalam FGD.

Pak Indroyono juga sangat antusias dengan kegiatan Turnament mancing, baik skala nasional maupun Internasional, Kegiatan turnament atau lomba mancing Internasional juga bisa memepercepat kunjungan wisatawan asing ke Indonesia, tetapi harus tetap mengacu kepada aturan atau Undang-undang yang kita miliki, baik Permen atar Perpres, dan Kegiatatan Internasional harus dilakukan oleh Pusat atau bekerjasama dengan pusat, karena kegiatan Internasioanala berhubungan langsung antara Negara kita dan negara lain, ungkapnya lagi

Sementara itu Bapak Aji Sularso mantan dirjen Kementrian Kelautan, menambahkan “diperlukan Peraturan Menteri untuk menunjang kegiatan ini, dan mekanismenya bisa menggandeng Induk Organisasi Mancing yang sudah ada, untuk melaksanakan percepatan kedatangan wisatawan mancing ini ke Indonesia, dan segera membentuk kelembagaan untuk menjalankan regulasi yang secepatnya dibuat” Katanya

Sementara itu dari perwakilan TNI angkatan Laut , menambahkan “diharapkan menggandengn Dinas Hidro Oceanografi TNI Angkatan laut dalam memetakan lokasi mancing atau destinasi mancing, karena banyak lokasi yang dilarang untuk kegiatan bahari, karena terdapat benda berbahaya, dan belum semunya di petakan” ungkap perwakilan TNI AL .









Forum Group Discution ini akhirnya bisa  menjawab, bagaimana mengelola kegiatan wisata mancing atau Recreational Fishing yang terukur dan terarah,  di Indonesia, serta permintaan wisatawan mancing yang  akan datang ke Indonesia bisa terrealisasi, dan bagaimana ijin atau lisensi kegiatan wisata mancing bagi wisatawan lokal dan asing yang ramah lingkungan bisa terwujud, sekaligus menjawab peningkatan Penerimaan Nrgara Bukan Pajak (PNBP) dari sektor pariwisata mancing semakin meningkat./Irwan Riduan