Asisten Deputi (Asdep) Budaya,
Seni, dan Olahraga Bahari, Mengajak Pengurus Besar dan Pengurus Pusat Cabang
Olahraga Bahari,” untuk memberikan masukan, berupa program- program yang sudah ada namun kurang
simultan yang perlu kita hidupkan kembali, bahkan bisa kita laksanakan dalam
rangka mendukung konsep besar Presiden Jokowi, yang selam ini lebih fokus pada
olahraga yang didarat.Ssementara olahraga dilaut belum maksimal di kembangkan,
terlebih 70% wilayah kita adalah lautan atau bahari, sesuai impian saya , kedepan
ingin menjadikan perairan kita sebagai “Plaza Bahari” bagi penikmat bahari dunia”. Jelasnya
Sedangkan Bambang Laksono, Deputi Didang Pembudayaan Olahrag Kementrian
Olahraga, memaparkan tugas pokok dan tanggung jawab bidang yang dipimpinnya, “Sesuatu
yaang besar, mengemas kegiatan yang kita bisa jual untuk negara kita, tugas pokok Deputi Pengembangan dan Budaya Olahraga,
adalah bagaimana kita membudayakan
masyarakat untuk berolahraga, sesuai dengan undang undang olahraga no 3 tahun
2005 , ada olahraga pendidikan, olahraga rekreasi, dan olahraga prestasi.
Olahraga rekreasi sebagai dasar dari semua olah raga” Paparnya
Bambang Laksono Juga menjelaskan bahwa “selama ini Olah raga bahari
belum begitu maksimal di kembangkan oleh Kemenpora, namun sudah pernah
dilaksanakan, dan terjadi pasang surut,
dengan adanya kemitraan dengan Kemenko Maritim tentunya meringankan beban tugas
kami, yang sangat berat dalam membudayakan olahraga. Dan siap mendiskusikan
ruang olahraga bahari, untuk meningkatkan pariwisata bahari”.Jelasnya semangat
Kemitraan antara kementrian untuk meningkatkan Event atau kegiatan yang
menunjang olahraga pariwisata, Kempora sudah
pernah melaksanakan festival pemuda dan olahraga bahari , sudah juga
melaksanakan festival internasional dibidang kepemudaan dan olahraga bahari
yang pertama di Bali dan terakhir di
Namdang Vietnam. “ untuk meningkatkan potensi daerah dibidang olahraga
skala internsional, sudah ada Event nasional dn internasionalnya, namun belum
terprogram berkelanjutan dan terekspos, untuk tahun 2018 mari kita create menjadi
Event berkelanjutan dan mengirimkan atlet-etlet yang nantinya akan mendukung
olahraga prestasi kita, kalau kita sendiri sendiri mungkin kita akan kecil,
namun kalau bersama-sama kita pasti akan besar, kita satukan semua cabang
olahraga bahari untuk menunjang program pemerintah”. Tambahnya.
Dalam paparannya Prof Mulyana, Prof. Ketua Percepatan Pengembangan Olahraga dan Rekreasi Kementerian
Pariwisata juga menjelaskan tugas pokok dan visi serta misinya. Ti, dibentuk oleh Kementrian Olahraga, dengan
fungsi adalah, menyusun rencana, fasilitasi, mengadvokasi, dan yang paling
penting adalah mendampingi. Sesuai target
pemerintah sampai tahun 2019, dengan
mendatangkan 20 juta wisman datang ke Indonesia, dengan amaengakat 10 destinasi wisata selain
Bali, dan 3 the best destinasi.
Tugas pokok tim percepatan. Melakukan optimalisasi
penyelenggaraan International Sport Event di daerah wisata di 10 destinasi
wisata utama Indonesia sebagai International Sport Tourism Destination. Mengoptimalkan event sebagai wahana untuk mempromosikan wilayah
destinasi.
Meningkatkan kunjungan wisman. Integrasi International Sport Event dengan pengembangan pariwisata
Indonesia melalui Sport Tourism
Ia juga menjelaskan bagaimana
memeliharan Event Sport
Tourism sebagai investasi, didalamnya ada Nature Tourism sebagai salah
satu bagian pariwisata alam yang bisa dikembangkan MARINE TOURISM (35%), ECO TOURISM (45%) ,ADVENTURE TOURISM (20%)
“yang dimaksud dengan Sport Tourism itu adalah “bagaimana bisa
meningkatkan income generating melalui event besar yang cukup menjanjikan,
karena disamping minyak kita juga harus bicara tentang income (pendapatan), dan
pariwisata adalah kegitan yang tidak terlalu banyak mengelola alam Indonesia
menjadi sesuatu yang menguntngkan, memang butuh waktu, butuh proses, dan yang paling penting adalah butuh dana. Contohnya Danau
Toba atau tempat lain, bukan optimalisasi Danau Toba sebagai lokasi destinasi
yang sangat bagus untuk meningkatkan kedatangan wisman, namun yang paling
penting adalah bagaimana mendesain sebuah Event yang baik dan berkelanjutan di
Danau Toba” Paparnya lugas
“Mengagendakan event secara rutin atau berkelanjutan , yang awalnya
masih dibantu oleh Kementrian Pariwisata, kemudian bisa dilepas pendanaannya kepada
Daerah untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Itu semua harus ada implementasinya bukan hanya konsep, siapa yang akan
melaksanakannya. Jangan ada kegiatan atau Event bahari bagus, besar, namun kadang ada-kadang tidak, ini yang harus
dievaluasi, kegiatan harus berkelanjutan dan semunya harus terlibat karena
semua untuk Merah Putih. Pariwisata itu
hanya memfasilitasi, mendorong, mensuport, merekomendasi namun tidak memberi
dana”. Tambahnya
“Event Asean Games, masing masing organisasi mempunyai Event untuk
mendukung Asean Game, seperti ada Event-event yang puncaknya padaa Asean Games
di bulan Agustus 2018. Apa yang bisa dikerjakan, Event itu bisa milik daerah,
milik lembaga atau organisasi olahraga, dan Kementrian Pariwisat membantu
bagaimana mempromosikan kegiatan
tersebut.
Sebagai masukan bagaimana kita bergerak kedepan bapak Iwan, Pengurus Besar Olahraga Layar Indonesia
( PB PORLASI ) menjelaskan “terkait dengan program Kemenpora bahwa PORLASI Sudah ada Agenda, dan sdh banyak atlit yang berprestasi dari Sailing Camp, dan persiapan Asian Games, sedngkan berkaitan
dengan Sport Tourism, sudah tiga kali melaksanakan kegiatan Beach Games, di bali , diikuti peserta dari 22 negara dengan 150
pendukung dengan long of stay (tinggal) selama 10 hari, bulan mei 2018 ada event di
Jakarta untuk mendukung sport tourism,
diperkirakan 400 US/hari. Win Surfing dari usia 15 s/d 19 thn sebagai pendukung
pengenalan olaharaga maritime terhadap pemuda” Jelasnya
Terkait sailing (layar) oleh Pak Gita, Pengurus Besar PORLASI, “Olahraga rekreasi cenderung menurun, dengan
memperhatikan revolusi mental, mungkin dalam waktu dekat ada kapal layar baru, tallship
(tiang tinggi) sebagai sarana
pedidikan mental karakter pm,uda sudah dilaksanakan, dan menyarankan, perlu memperhatikan kondisi dalam melakukan event kemaritiman, termasuk musim (cuaca), kendala
mobilisasi peralatan ketempat spot yang diinginkan beserta pembiayaan yang
diperlukan” tambahnya
Pak Amir, Pengurus
Besar Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia (POSSI) “ sudah ada kegiatan Internasional fotografer bawah air dan lomba free
dive di Sabang, tapi PB POSSI tidak tahu, POSSI selama ini selalu mengikuti kegiatan Festival
Internasional Pemuda dan Olahraga Bahari (FIPOB)”.
Jelasnya.
Sebagian daerah-daerah manja tidak
berinisiatif untuk berkoordinasi, dan Kemenko Maritim, dan Kemenpora diharapkan mengambil peran aktif, dalam hal ini POSSI bukan hanya olahraga prestasi tetapi lebih kepada rekreasinya” tambahnya.
POSSI juga sempat merintis Danau Toba sebagai venue utk lomba renang
keliling Danau Toba, memang banyak tantangan untuk memajukan wisata
bahari, termasuk di Danau Toba ada kendala dikarenakan keramba, ada suatu konsekwensi untuk kegiatan yang
berkelanjutan, untuk menghadapi Asian Games sudah harus berbenah dengan produk-produk yang akan disuguhkan, termasuk pameran, dan
menyarankan Kemenpora dan Kemenko Maritim agar mengundang PengurusCabang
Olahraga dengan serius.
Pak Sudrajat seorang praktisi
olahraga. “sangat ppresiasi untuk melakukan program yang sistemik, dan
sistematis, dalam rangka mengedukasi menyadarkan generasi muda terhadap
olahraga maritim atau olah raga bahari, dia mencontohkan Perdebatan dua tokoh
besar yang mengatakan, pembangunan yang
keberlanjutan itu dijustifikasi dua hal yang pertama, pertumbuhan ekonomi, dan
negara bebas dari hutang. Sementara itu
tokoh yang lain menjawab, bahwa yang menjadi tolak ukur pembangunan yang
berkelanjutan adalah ketersedian sumberdaya manusia sebagai pelaku
pembangunan”. Ungkapnya
Gagasan kemenko Maritim untuk mensosialisasi dan mengedukasi dan
memahamkan olahraga bahari kepada generasi muda adalah salah satu gagasan untuk
mendukung pembangunan berkelanjutan, “sayangnya ini dilakukan pada periode ke
tiga pemerintahan Joko Widodo, dan sepertinya menjadi extra ordinary atau
percepatan pembangunan, namun ada hidden spirit dari Kemenko Maritim untuk
menjadikan Indonesia sebagai Epcentrum Olahraga Bahari Dunia”imbuhnya.
Pak Hifmi dari Pengurus Besar
Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI) mengatakan “Sport Tourism ini di inisiasi segera
oleh pemerintah misalnya didaerah-daerah melalui Dinas Pariwisata Daerah, kerjasama dengan
KONI, dan Pengurus Besar atau Pengurus Pusat Olahraga masing masing, sehingga bisa terkoordinir dan
langsung tepat guna” Ucapnya.
Perdebatan tentang KONI, FORMI, kita kesampingkan dulu , karena induk cabang
olahraga itu didalam Sistem Keolahragaan Nasional(SKN) itu sudah bisa langsung memberi suport, karena
ada legal standingnya disitu, KONI bukan Kom Satu Satunya, kalau olahraga bahari mau membentuk komite
olahraga bahari masih bisa dimungkinkan, karena sudah ada keputusan Mahkamah
Konstitusi, itu yang diatur dalam undang undan Sistem Keolahragaan
Nasional, begitu juga Formi ada olahraga
rekreasi disitu namun tidak ada satupun peraturan pemerintah disitu. Sedangkan KOI
sudah mendapat kewenangan sesuai dengan IOC. Jadi kita sekarang betul betul
sebagi induk cabang olahraga yang harus disuport oleh pemerintah, jadi sudah
sangat tepat mengajak atau menggunakan induk-induk cabang olahraga, kedepannya
kalau kita ingin membuat kegiatan silahkan kita berkumpul” Katanya bersemangat.
ESTU dari (PSOI) “Surfing Indonesia terus berkembang
dengan mengikuti event2 International, Asian Beach Games di Bali, diketahui
bahwa sirkuit surfing di Indonesia sudah berkelas, dan Tahun 2018 sudah ada 10 qualifikasi/spot surfing, dan event surfing di Indonesia.
FORMI Pak Adi Memberikan apresiasi kepada Kemenko Maritim
dengan melakukan pertemuan, ada event dua tahunan, di Kalsel dengan 30 cabor, tempat berhimpun organisasi yang sifatnya tradisional,
pembukaan dengan perahu klotok disungai martapura, 20 -24 Oktober 2017 Festival
Olahraga Rekreasi, sinergitas dan integritas harus tetap terjaga.
Pak Santoni dari Kemenpar
menjelaskan Ketika olahraga dikembangkan ada yang perlu
diperhatikan. Kareana Olahraga Rekreasi belum ada payung hukum, dan Perlu digali
pengembangan Sport Tourism.
Irwan Riduan,
Pengurus Pusat Federasi Olahraga Mancing Seluruh Indonesia (FORMASI) menjelaskan “sudah ada kegiatan
rutin olahraga mancing, FORMASI sudah melaksanakan Event mancing Big Game
Fishing Tournament “Piala Presiden” dan sudah melaksanakan kegiatan sampai yang
ke 11 (sebelas) kali, di Ujung Kulon dan
Pelabuhan Ratu, Event Bill Fish Tournament “Kasal Cup” sudah melaksanakan sampai
7 (tujuh) kali dan yang pertama di laksanakan
di Manado dan yang terakhir di Tanjung Lesung Banten. serta Event Light Tackle
Fishing Tournament “Piala Ketua Umum FORMASI” di Kepulauan seribu.
FORMASI juga sudah membantu, mansuport,
mengendors, kegitan turnamen mancing didaerah-daerah seluruh Indonesia, antara lain Formasi
Mackeral Turnamen di
Teluk Jakarta, Berkah
Resort Fishing Tournament III – Binuangeun,
Mancing bersama Profesional
Fishing Club Tournament, Turnamen Mancing di Berau – Berau Kaltim,
The 1st Fishing
Tournamenrt – Teluk Jakarta, Semarak
Musi Fishing Tournament – Palembang, The 1st Moluccas Fishing
Tournament – Ambon, Pesona Kupang Fishing Tournament – Kupang NTT, Lomba
Mancing Pasiran Piala Sri Sultan Hamengku Buwono X – DIY,
Profesional Fishing Tournament – Binuangeun,
Makassar Sport Fishing
Tournament – Makassar, Turnamen Mancing Light Tackle – Teluk
Jakarta, 2nd Molusca Fishing
Tournament – Ambon, Pessel Nasional Fishing Tournament –
Painan Sumatra Barat, Deli Island Sportfishing Tournament – Binuangeun,
Lomba Mancing International
Semarak Musi III 2007 – Palembang., Pessel Nasional Fishing Tournament 2007,
Turnamen Mancing Pesona Sumba
Timur 2007, Fishyforum Tournament (support) –
Binuangeun, IFT 3 Tournament (support)- Binuangeun,
Pessel Nasional Fishing Tournament 2008, Semarak Musi VI 2012
– Palembang , Sumsel , Belitung Timur Fishing Tournament I s/d II –
Manggar, Belitung Timur , Selat Sunda Fishing Tournament I s/d II – Anyer,
Banten (Festival Internasional
Pemuda dan Olahraga Bahari - FIPOB Turnamen Mancing International
Takabonerate ” 2009 I s/d IV – Sulsel.
Kemenko Maritim melalui Asisten Deputi Budaya, Seni dan
Olahraga Bahari. Di Dalam FGD ini “seharusnya Sepakat akan membuat regulasi yang formal,
kita perlu menyepakati tentang induk
organisasi, yaitu apa membuat apa”. Cabang-cabang olah raga sudah mempunyai
konsep, daerah-daerah mana saja untuk tahun 2018 yang punya potensi untuk bisa
diselenggarakan Event-event Nasional
atau Internasional, kemudian disampaikan ke pada kami Kemenko Maritim” tegasnya
“ kita akan mengundang pemerintah
daerah, informasi dari rekan-rekan Pengurus Cabang Olahraga inilah yang akan kita sampaikan dan menggelitik kepala daerah,
artinya informasi dan potensi yang sudah dilaksanakan, informasi ini akan kami
sampaikan kepada kepala daerah untuk bisa mengadakan Event, sehingga setiap bulan bisa ada Event dimasing-masing
cabang olahraga, dan tersebar di Nusantara, itu yang diharapkan menjadi sebuah
rekomendasi besar pengembangan olahraga bahari dari 3 aspek. kita bekerja Untuk
“Merah Putih” dan menjadikan Indonesia sebagai “poros maritim dunia”/Irwan
Riduan SP
Tidak ada komentar:
Posting Komentar